Pernahkah engkau terbangun di keheningan malam, saat dunia masih tenggelam dalam sunyinya? Ketika jam menunjukkan waktu yang masih terlalu dini untuk bangun, lalu engkau membalikkan badan dan menarik selimut kembali? Mungkin kau kira itu hanya kebetulan, atau sekadar gangguan tidur belaka. Namun tahukah engkau, ada pesan lembut yang disisipkan dalam bangunnya engkau di sepertiga malam itu?
Dalam perjalanan hidup yang sunyi atau riuh, tantangan hadir tanpa diundang, seperti angin yang menyusup lewat celah-celah harapan. Ia datang dalam rupa kehilangan, kegagalan, atau kebingungan. Namun sesungguhnya, di balik bayang-bayangnya yang menggentarkan, tersembunyi pelajaran yang tak ternilai. Bila hati cukup tenang untuk mendengarkan, tantangan akan bersuara, lirih namun jujur “Aku bukan musuhmu, aku adalah cermin bagi pertumbuhanmu.”
Pernahkah kau menatap waktu satu menit saja? Bukan lewat kalender, bukan lewat jam dinding,tapi detik demi detik, seolah kau mendengar nafasnya, Satu… dua… tiga… Tiba-tiba waktu terasa seperti beban, menit jadi raksasa lamban yang enggan beranjak. Namun, cobalah lihat bukan dari detik, masuklah lebih dalam, ke dalam milidetik. Ke tempat di mana waktu berdetak tanpa terdengar, Di mana perubahan begitu cepat, hingga tak sempat disadari oleh mata manusia, namun ia tetap ada, tetap bekerja.
Banyak orang menunda mimpi karena merasa belum punya perangkat yang memadai, fasilitas yang lengkap, atau koneksi yang luas. Padahal, sejarah tak pernah menilai seseorang dari apa yang ia miliki, melainkan dari keberaniannya untuk memulai. Aku adalah bagian kecil dari mereka yang mencoba melangkah, bukan dengan kemewahan, tapi dengan niat yang bersungguh-sungguh.