

Di bawah langit merah putih yang berkibar, kita menyebut kata merdeka dengan suara lantang. Di ruang-ruang kelas, Kurikulum Merdeka hadir sebagai janji, membawa fleksibilitas, membebaskan kreativitas, dan menyongsong masa depan yang dijejali coding dan kecerdasan buatan. Namun, dalam hati yang jujur, kita bertanya apakah kemerdekaan itu telah sampai ke setiap sudut negeri? Baca selengkapnya
Perubahan zaman tak bisa kita hindari
Perubahan zaman tak bisa kita hindari, apalagi jika menyangkut dunia anak dan remaja masa kini. Kehidupan mereka sangat lekat dengan teknologi, kehidupan anak-anak dan remaja telah berubah secara drastis. Mereka tumbuh dalam dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya, dunia yang dipenuhi oleh teknologi, hiburan digital, dan informasi tanpa batas.
Di tengah derasnya arus modernisasi, penetrasi teknologi, dan dominasi algoritma digital, pertanyaan mendasar semakin mendesak untuk kita jawab Apakah kita sedang mencetak generasi yang hanya cerdas secara intelektual, ataukah kita juga membentuk insan yang bijak secara etika dan utuh secara ruhani? Apakah pendidikan hari ini telah menuntun manusia menuju kesadaran Ilahiyah, atau justru membiarkan mereka terjebak dalam pragmatisme tanpa arah? Baca selengkapnya
2024, pendidikan tinggi di Indonesia berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Namun di balik perubahan struktural ini, muncul persoalan mendasar yang masih mengakar kuat dalam dunia akademik, Baca selengkapnya
Pendidikan guru seharusnya menyiapkan calon pendidik dengan keterampilan praktis yang kokoh untuk menghadapi tantangan nyata di ruang kelas. Namun, kenyataannya, dari total lebih dari 140 SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa S1 jurusan kependidikan, mata kuliah seperti microteaching, public speaking, dan media pembelajaran hanya mendapat porsi sangat kecil, sering kali hanya 2 atau 4 SKS. Baca selengkapnya

Di sudut ruang kelas yang hening, slide presentasi itu ditampilkan berulang-ulang, seolah hidup berhenti selagi tiap teks padat menumpuk. Rasanya familiar, tapi hati murid terasa jauh, bukan karena mereka tak mampu memahami, tapi karena jiwa mereka tak tersentuh.
Sekolah seharusnya bukan palu yang memaksa, tapi lentera yang menuntun. Bukan pabrik nilai, tapi taman yang menyuburkan makna. Sayangnya, dalam sistem pendidikan kita hari ini, banyak ruang kelas berubah menjadi jalur produksi hafalan, di mana anak-anak disiapkan untuk ujian, bukan kehidupan. Seperti yang dikritik Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed, sistem pendidikan seringkali menjadi “banking education” di mana siswa dianggap sebagai wadah kosong yang harus diisi oleh guru, bukan sebagai subjek aktif pembelajaran. Baca selengkapnya