Mindful Learning Innovatiobn

Madrasah Jiwa – Doa, Ego dan Kasih Sayang Allah

Ada doa-doa yang kita panjatkan dengan deraian air mata, dengan dada yang bergetar penuh harap. Kita mengira bahwa dengan seluruh kerendahan hati, pintu langit pasti terbuka. Namun, kadang doa itu menggantung sunyi, tak segera turun menjadi jawaban. Dan di situlah pelajaran paling lembut dari Allah bermula.

Ketika engkau berdoa, lalu Allah menunda jawaban-Nya, jangan buru-buru menuduh surga telah menutup telinga. Boleh jadi, penundaan itu bukan penolakan, melainkan penyelamatan. Sebab, siapa tahu doa yang kau minta justru adalah pedang yang akan melukai dirimu sendiri di masa depan.

Ingatlah, mata manusia hanya sanggup menatap sebatas hari ini, sementara mata Allah meliputi masa lalu, masa kini, hingga masa depan yang tak terbayangkan. Ia tahu jalan-jalan gelap yang bisa membuatmu tersesat, Ia tahu jurang-jurang yang mungkin kau jatuh di dalamnya. Maka, ketika Ia tak mengabulkan, sesungguhnya Ia sedang menyingkirkan duri dari langkahmu.

Otakmu, wahai manusia, diciptakan dengan kecenderungan mengejar kesenangan yang cepat, yang instan, yang tampak indah di permukaan. Namun, Allah Maha Mengetahui apa yang akan terjadi setelah kesenangan itu. Ia tahu manis yang sementara bisa berubah menjadi pahit berkepanjangan. Maka, penundaan doa adalah tanda kasih, bukan tanda abai.

Barangkali engkau meminta harta, tetapi Allah tahu harta itu akan menggelincirkanmu. Barangkali engkau memohon cinta, tetapi Allah tahu cinta itu hanya akan menjeratmu dalam luka. Barangkali engkau memohon kedudukan, tetapi Allah tahu kedudukan itu akan membakar hatimu dengan kesombongan. Betapa sayangnya Allah hingga Ia menolak permohonan yang bisa merusakmu.

Doa yang belum terjawab adalah madrasah jiwa. Di sana egomu diuji, dilenturkan, dan dipatahkan agar tak selalu merasa berhak atas segala sesuatu. Allah sedang mendidik egomu, agar engkau belajar menundukkan kepala dan berkata: “Aku tidak tahu apa yang terbaik, hanya Engkau yang Maha Tahu.”

Mungkin hatimu memberontak, bertanya mengapa doa orang lain dikabulkan sementara doaku diabaikan? Namun renungkanlah, mungkin yang kau anggap pengabaian justru rahmat tersembunyi. Allah sedang menuliskan skenario yang lebih indah, yang hanya akan kau pahami setelah waktu menyingkap tirainya.

Setiap doa yang tertahan di langit bukanlah hilang sia-sia. Ia menunggu saat yang tepat untuk gugur sebagai anugerah, atau ia diubah menjadi benteng tak terlihat yang menyelamatkanmu dari musibah. Bahkan doa yang ditolak sekalipun, pada hakikatnya sedang menolak keburukan yang lebih besar dari hidupmu.

Belajarlah berserah dalam doa. Bawalah hatimu dengan rendah, serahkan segala keinginanmu kepada kehendak-Nya. Katakanlah dengan jujur dalam sujudmu: “Ya Allah, jika ini baik untukku maka dekatkanlah, jika ini buruk untukku maka jauhkanlah.” Di situlah engkau benar-benar sedang mencintai dirimu sendiri, dengan menyerahkan takdirmu kepada Sang Maha Bijaksana.

Maka jangan bersedih ketika doa-doamu belum juga mendapat jawaban. Sebab, mungkin yang kau sebut jawaban adalah racun, dan yang kau sebut penolakan adalah penawar. Allah bukanlah Tuhan yang lalai, Ia adalah Penjaga paling setia. Dan ketahuilah, dalam setiap doa yang kau angkat, meski tak selalu dijawab sesuai kehendakmu, selalu ada cinta-Nya yang turun menyelimuti jiwamu.

error: Maaf, konten ini dilindungi. Tidak bisa dicopy.!